Jumat, 29 Oktober 2010

Panduan Site Filtering dengan DNS

Pada artikel sebelumnya SE7EN step yang PENTING untuk proteksi komputer sudah pernah dibahas pada salah satu point tentang block site permanently. Dimana jika kita menggunakan cara tersebut kita harus tahu alamat situs2 yang bermasalah. Bagi anda yang tidak mengetahui situs2 yang ‘tidak benar’ berikut adalah cara filtering site dengan menggunakan DNS dari nawala.

Alamat DNS yang akan digunakan adalah

NS #1 : 180.131.144.144

NS #2 : 180.131.145.145

Berikut panduan di Win****

Langkah 1 - menuju kontrol panel









langkah 2 - klik kanan properties pada Local area network







langkah 3 - klik properties pada TCI/Ip










ke 4 - edit untuk dns nya...untuk obtain ip address 'terserah' mau automatically atau manual tetap bisa jalan










Site yang di block adalah yang mengandung jenis situs-situs negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai dan norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian.

Selamat mencoba

(selayar, 29 Oktober 2010)

Prayer is not asking. It is a longing of the soul. It is daily admission of one's weakness. It is better in prayer to have a heart without words than words without a heart.” (Mahatma Gandhi)

Sumber : www.nawala.org

[untuk anda yang ingin download tulisan ini] silahkan klik disini atau ke download area yang ada di blog ini...terima kasih

Read more!

Rabu, 27 Oktober 2010

Bagaimana meremove/menghilangkan virus pchiez.exe

Seperti virus-virus yang lainnya, pchiez.exe menyerang komputer korban yang innocent(hehe…bercanda). Ketika komputer terkena virus ini sih tidak menunjukkan gejala apa-apa, akan tetapi ketika sebuah flashdisk dihubungkan ke komputer ini, jegerrrrrrrrr,,,,,berubahlah semua folder menjadi icon shortcut. Langkah P3K nya malah pada anda sendiri, diharapkan anda tetap calm down dan cool. Karena sebenarnya folder-folder anda itu di super hidden oleh si virus tersebut.

Bagi anda yang buta sama sekali dengan komputasi, tidak usah berkecil hati, anda bisa menggunakan jasa-jasa antivirus gratisan yang banyak beredar saat ini. Dibutuhkan lebih dari satu antivirus untuk mendeteksi dan menghilangkan virus ini, karena memang tidak ada antivirus yang sempurna, dan ketidak sempurnaan itu akan di tutupi oleh antivirus yang lain (ceilee kayak ceramah aja). Nah bagaimana caranya?

Penulis mencoba menggunakan smadav, avg 8.5, dan prevx 3.0. semua menggunakan yang versi gratisannya. Pada saat komputer penulis under attack by pchiez, antivirus yang terpasang smadav dan avg 8.5, keduanya awalnya gak bisa mendetek kehadiran itu virus, akan tetapi ketika si avg 8.5 nya udah diupdate, ia mendetek anakanya di document and setting aja tapi tidak membersihkan yang ada diregistry. Tapi untungnya wujudnya itu kelihatan ketika task manager dibuka dan lihat di process nya akan terlihat satu aplikasi bernama pchiez.exe berjalan dengan menggunakan resource CPU sekitar 40%-50%. Ini sudah gejala awal.

Maka langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa system restore windows mati. Caranya udah tau kan (searching aja di google). kemudian pikirkan cara bagaimana meng-kill itu process. Awalnya penulis gunakan smadav karena di end process by task manager gak bisa-bisa. Akan tetapi eng ing eng,,,smadavnya malah send don’t send alias error. Jadi sekali lagi penulis tanya ke mbah google tentang peruntungan penulis untuk meremove virus ini dengan ketik reg spasi ramal (halah jangan diikuti ini). Akhirnya ketemu juga sama yang namanya prevx 3.0, sayangnya ini setengah berbayar. Jadi fitur scannya gratis tapi untuk meremove pchiez.exe, antivirus ini malah minta saweran alias harus beli yang versi berbayarnya, dasar tuh antivirus setengah-setengah kalo mau nolong orang (catatan : kalo anda mau nolong orang jangan setengah-setengah ya…).

Tapi penulis gak kehabisan keberuntungan, coba didownload lalu di install then penulis coba scan, dan eng..ing..eng…..dapat tuh semua virus dan anaknnya plus value registry yang diubah sama tuh virus. Nah kok ya beruntungnya lagi, ketika buka task manager, si pchiez ini berhenti aktivitasnya. So langsung aja di kill pake smadav, coz ketika langsung pake task manager, gak mau juga di end process. Nah setelah itu, scan lagi deh pake avg 8.5, dapet tuh virus2nya dan perbaiki lagi registrinya. Yah sampai disini alhamdulillah komputer kembali segar seperti sediakala. Dan flashdisk yang dicolok pun akhirnya aman sentosa. O ya untuk memunculkan lagi folder-folder yang sudah di super hidden oleh si virus, pake saja smadav. Oke sampai ketemu lagi di begi-bagi pengalaman selanjutnya,,,,(AndW, 20 Oktober 2010, 05.30 am)

Read more!

Minggu, 24 Oktober 2010

untuk Da’wah yang ku cintai

Mungkin tidak semua orang bersedia dan sanggup untuk mengambil jalan yang penuh dengan ujian, rintangan, cobaan, dan tantangan. Tidak semua orang mau dan mampu untuk menggadaikan kenyamanan hidupnya dengan kesulitan yang penuh tekanan, walaupun di balik kesulitan tersebut tersimpan sebuah rahasia dan anugrah indah yang kan didapatkan. Begitu pula dengan jalan da’wah ini. Jalan yang penuh onak dan duri, tak jarang menghadirkan ombak yang membadai dan angin yang membeliung untuk menghentikan tiap jejak dan langkah para kafilah yang melewatinya. Jalan yang panjang (“thuulu ath-thoriq”), beban yang berat (“urwatu ath-thoriq”), dan pengikut yang sedikit (“qillatu as-salikin”) merupakan karakter dan tabi’at dari jalan da’wah ini. Siapa pun, kapan pun, dan di mana pun pasti akan dirasakan oleh para kafilah da’wah yang mengambil jalan da’wah sebagai jalan kehidupannya.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Baqoroh: 250)

Diperlukan kekuatan dan kesabaran bagi para kafilah da’wah yang menapaki jalan ini. Berbagai godaan, rintangan, dan tantangan pasti akan hadir dan menyerang titik terlemah dari diri mereka. Godaan, rintangan, dan tantangan tersebut bisa saja hadir dari internal diri mereka maupun dari pihak ekternal yang berada di luar dari diri mereka. Afiliasi, partisipasi, dan kontribusi merupakan nilai inti (core value) bagi mereka yang menamakan dirinya aktivis da’wah. Hanya saja, bentuk dan ragamnya bisa saja berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tergantung kemampuan, medan, serta kondisi ruang dan waktu yang melingkupinya. Tidak mutlak harus seragam. Tidak mutlak harus satu lembaga (wajihah). Dan tidak mutlak harus tampak dan terlihat secara zhohir oleh pandangan mata khalayak ramai (umum).

Unsur kekuatan dari para kafilah da’wah adalah apabila ada kekuatan keimanan yang menjadi pondasi utamanya dan kekuatan kolektiitas dari seluruh potensi yang dimiliki oleh para kader da’wah dalam sebuah bingkai amal yang bersama-sama atau yang lazim disebut amal jama’i. Amal jama’i merupakan sebuah langkah progresif jikalau da’wah ingin mencapai tujuan/sasaran yang menjadi targetnya. Tapi sulit untuk menyatukan langkah, ritme, irama, dan perasaan dari para anggota kafilah da’wah itu sendiri. Disamping ukhuwah yang memang tidak mudah untuk diwujudkan dan ketsiqohan (loyalitas/kepercayaan) yang masih belum dimiliki oleh para kader da’wah itu sendiri. Memang ketsiqohan (loyalitas/kepercayaan) merupakan komponen akhir dalam arkanul bai’ah al-‘asyroh (Rukun Bai’at yang 10), di mana semua rukunnya diawali dengan “al-fahmu” (pemahaman). “Al-fahmu” bukanlah sesuatu hal yang sifatnya “given” ataupun “default” yang dimiliki atau ter-setting langsung secara otomatis dalam diri para kader da’wah. Faham tidaklah sama dengan berilmu, walaupun hampir serupa. Ia setingkat lebih tinggi dari berilmu. Bahkan terkadang diperlukan sebuah renungan panjang, tadribat (latihan) dari pengalaman di lapangan, atau bahkan dari kesalahan yang mendewasakan dari kiprah dan langkah kita di medan da’wah. Sehingga bagaimana kita akan mencapai level ketsiqohan yang tinggi jika hal pokok berupa “al-fahmu” saja belum kita miliki.

Kesalahan yang mendewasakan. Kalimat ini menarik untuk kita kupas dan telaah lebih dalam lagi. Kesalahan bukan sebuah kemustahilan pada diri kader da’wah. Ia merupakan keniscayaan karena setiap manusia yang menjadi pelaku sekaligus pejuang da’wah pasti pernah salah dan khilaf. Apalagi jika ditinjau dari akar kata manusia yang lebih dekat dengan kata lupa (nasiyan) sehingga menjadi suatu hal yang lumrah dialami oleh para kader da’wah. Da’wah yang memiliki orientasi dan tujuan yang murni nan mulia memang harus terjaga dari nilai-nilai yang dapat merusak citra da’wah itu sendiri. Dan itu sangat besar ketergantungannya dari para pelaku da’wah sendiri dalam rangkaian amal dan aktivitasnya. Perdebatan kita bukan lagi mengenai nilai dan sumber dari agama islam itu sendiri yang menjadi satu-kesatuan dalam da’wah, tapi terletak pada bagaimana para da’I menafsirkannya dan mengimplementasikan nilai tersebut. Sehingga mutlak keberkahan da’wah tergantung dari para pelaku da’wawh yang membawa amanah da’wah itu sendiri.

Ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh pelaku da’wah itu sendiri, maka ia berhak untuk diingatkan dan diluruskan oleh saudaranya. Karena teman yang baik bukanlah teman yang selalu membenarkan kita tapi yang membuat kita benar. Disinilah pentingnya nasihat dan tadzkiroh yang dilakukan oleh saudara-saudara kita. Memang pada mulanya akan terasa sakit ketika kita diingatkan/dinasehati oleh saudara kita, tapi justru rasa sakit itulah yang kita butuhkan dalam hal perbaikan dan pengobatan (‘illaj) diri. Nasihat dan kebenaran itu merupakan satu nafas yang memilki kemiripan bahkan kesamaan. Baik nasihat ataupun kebenaran, ia harus disampaikan dengan waktu yang tepat dan cara yang indah pula. Seperti yang disampaikan ust. Salim A Fillah dalam karyanya Dalam Dekapan Ukhuwah, “mengatakan yang benar, dengan cara yang indah, di saat yang paling tepat”.

Ada “beban” tersendiri yang sudah menjadi ketentuan ketika seseorang memutuskan secara sadar untuk bergabung dengan kafilah da’wah ini. Itulah keteladanan. Maka, ia harus menjadi contoh keteladanan dalam setiap amalnya. Akan tetapi, acap kali kita lalai meyadari bahwa ada terselip tingkah dan pola yang kurang berkenan menurut ukuran dan kaca mata manusia. Terlebih jika itu dinilai “salah” dan “keliru” oleh saudara seperjuangan kita. Maka mari kita sama-sama belajar untuk menerima segala kritikan atas apa yang disampaikan oleh saudara kita. Bisa jadi kita memang salah/keliru dalam sikap dan cara berda’wah, sehingga dikhawatirkan menghilangkan keberkahan di jalan da’wah ini. Kalaulah apa yang kita lakukan itu tidak salah menurut persepsi dan pandangan kita sendiri, maka mari kita belajar untuk melihatnya dari persepsi dan pandangan yang lain, yaitu dari sudut pandang dan kaca mata saudara kita. Insya AlloH tidak akan rugi, bahkan justru bermanfaat bagi kita dan bagi da’wah secara umumnya.

Tapi ada satu hal yang perlu kita ingat dalam hal keteladanan. Bahwa, jangan pernah menggantungkan segala kesempurnaan dimiliki oleh saudara kita. Karena ia juga merupakan manusia biasa, yang PASTI pernah salah dan khilaf. Bahkan para nabi dan rosul pun pernah khilaf, hanya perbedaannya mereka segera ditegur oleh AlloH SWT karena itulah bentuk penjagaan atas diri mereka. Berbeda dengan kita yang berstatus manusia biasa, bukan manusia pilihan layaknya para nabi dan rosul.

Ust. Salim A Fillah memberikan penjelasan yang menarik dalam bab Karena Ukuran Kita Tak Sama dalam karyanya, “dalam Dekapan Ukhuwah”. Di mana ia mengatakan, “Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah. Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecendrungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya, dan masing-masing kaki memiliki sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladanannya akan menjadi ikutan sepanjang masa”. Ternyata, keteladanan harus dipahami sesuai dengan konteks dan kemampuan para pelakunya sehingga ia tidak berubah menjadi beban atas diri pelaku da’wah itu sendiri.

Ketika kesalahan yang hadir menerpa kita, maka sudah selayaknyalah bagi kita untuk bermuhasabah (intropeksi diri). Perenungan yang mendalam, telaah ilmu yang mencerahkan, membaca realitas yang ada dengan bijak, mungkin akan menyadarkan kita. Dan mungkin tawaqquf (berhenti sejenak) dalam melangkah mungkin akan bermanfaat untuk memperbaiki langkah-langkah ke depannya. Tawaqquf jangan dimaknai sebagai berhenti total di jalan da’wah. Ia hanya terminal persinggahan sementara untuk melakukan rehat dan perenungan atas apa yang telah dijalani selama ini. Dan kita pun harus belajar memahami manakala ada saudara kita yang “izin” untuk “rehat” sejenak sebagai upaya bagi dirinya untuk memulihkan kondisi raga, pikiran, jiwa dan hatinya. Berilah ia kesempatan dan kepercayaan untuk memperbaiki dirinya. Kalaulah ia memutuskan untuk tidak sama dalam “pakaian” yang menjadi identitasnya, maka semoga hal itu dapat dimaklumi selama masih tetap dalam satu gerbong kereta dan jalan/lintasan yang sama. Mungkin ia tak hendak menodai kebersihan teman-teman seperjuangannya atas aib dan kesalahan yang diperbuatnya. Atau mungkin ia hendak memisahkan diri dalam rangka bergabung dengan barisan da’wah yang lain untuk menguatkan medan da’wah yang lain yang memang membutuhkan dirinya. Atau dengan alasan kemashlahatan da’wah, ia memilih untuk meninggalkan lahan da’wah yang lama agar bisa membuka lahan da’wah yang baru. Selama afiliasi, partisipasi, dan kotnribusinya tetap berwujud meskipun dalam nuansa yang tidak sama dengan sebelumnya. Karena ketika kita memutuskan untuk mencintai da’wah dan tarbiyah ini tidaklah mutlak harus memiliki seragam yang sama, warna yang sama, dan medan yang sama. Di sisi lain, mungkin ada pertimbangan khusus yang menjadi keputusannya dan mungkin tidak bisa disampaikan ke publik karena atas pertimbangan kemashlahatan yang lebih luas sifatnya. Ya, demi kemahlahatan da’wah itu sendiri.

šقَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS Yusuf: 86)

Maka, bersamaan dengan hadirnya goresan sederhana ini, izinkan diri ini untuk bertawaqquf sejenak. Mungkin jiwa ini perlu istirahat dan nasihat. Mungkin badan ini sudah terasa ringkih sehingga perlu untuk disegarkan kembali. Mungkin alam pikiran ini sudah di ambang batas dalam beban-beban pikiran yang mulai tidak terkontrol. Dan mungkin hati ini telah sedikit gersang dan butuh siraman ruhani dan perenungan mandiri. Semoga AlloH senantiasa membimbing dan menjaga kita tatkala karya-karya nyata kita harus diwujudkan untuk da’wah yang kita cintai ini, baik dalam ramainya pandangan mata manusia yang menatap dan melihatnya, maupun dalam sunyi dan senyapnya pujian serta apresiasi dari penilaian manusia. Cukuplah AlloH yang menilai kita.

Semoga do’a-do’a kita dalam kesendirian yang penuh kekhusyu’an dan kerendahan hati menjadi penyambung kerinduan kita akan saudara-saudara seperjuangan kita dahulu. Mari kita saling memaafkan dan belajar lebih dewasa dalam melintasi jalan da’wah ini. Kita jauhkan dari rasa ghill yang muncul dalam hati kita terhadap saudara seperjuangan kita. Percayalah yang terbaik dari dirinya, maka insya Alloh saudara kita pun akan mengeluarkan yang terbaik dari dirinya untuk da’wah ini.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10)

“Dalam dekapan ukhuwah, mari sembuhkan luka-luka kita. Apalagi jika kita merasa terluka oleh orang-orang sholih dan para insan beriman. Waspadalah. Karena luka itu bisa memicu kebencian kita pada iman dan kesholihan”

(Salim A Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah)

HadanalloHu waiyyakum ajma’in

WalloHu musta’an, WalloHu’alam bish-showab

DI atas kapal Aksar 07, Dalam Perjalanan Bacan-Ternate, Kamis 21 Okotber 2010, 01.00 WIT

Dalam kerinduan ukhuwah, Akhukum FilLaH, LilLaH……

Read more!

Jumat, 22 Oktober 2010

SE7EN step yang ‘PENTING’ untuk proteksi Komputer:

Berikut adalah tahapan2 yang bisa anda jadikan acuan untuk memproteksi komputer anda selamat mencoba semoga bermanfaat:

1. Buatlah User lain

Jika anda menggunakan computer yang sering digunakan secara umum (baca:sering dipinjamkan) ada baiknya jika anda membuat dua user yang berbeda. Namun jangan lupa untuk memberikan hak akses yang lebih tinggi dari sekedar user ‘guest’. Opsi untuk memilih hak akses ada di user accounts (WIN) dan manage user (LINUX)

2. Password jangan di-umbar (keep it save)

Seringnya para ‘hacker’ dunia maya untuk men-sabotage dari data yang dimiliki menjadikan kita harus lebih berhati2 dalam memasukkan password atau informasi apapun yang bersifat pribadi. Kejadian ini terus meningkat pada akun social networking (dalam hal ini facebook). Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan jika bermain facebook (atau social network yang lain):

· Jangan gunakan password yang sama dengan email anda

· Jangan gunakan password yang merupakan informasi umum (ex: tanggal lahir, no hp, nama adik, nama ibu, nama pacar???)

· Jangan asal main ‘game2’ atau ‘polling’ atau ‘kuis2’ yang tidak jelas, tidak terpercaya apalagi yang bertuliskan ‘seberapa pandai atau cantik de el el yang sejenis’

· Jangan asal agree/setuju jika ada suatu permintaan lihat agreement nya….(harus baca intinya..hehe)

3. Perhatikan program background

Permasalahan terkadang sering datang pada pengguna OS WIN**** yang mengeluhkan ‘kenapa computer saya lelet atau lemot y?’. Ada banyak factor yang menyebabkan computer anda sekalian menjadi lambat…salah satunya program update secara otomatis yang sering berjalan secara sendirinya. Untuk mengubah settingnya (control panel->windows security center->automatic updates->set menjadi off

4. Lindungi dari virus

Saat ini di jaman cyber crime sudah merajalela ada baiknya jika menggunakan antivirus yang terpercaya. Namun menurut hemat penulis anti virus yang paling ‘ampuh’ adalah anti virus dari si pemilik computer…yaitu mengetahui ciri2 dasar dari virus dan cara perkembangannya. Jika anda sudah pusing dengan virus dan akan terbebas dari ‘tekanan’ itu beralihlah ke kode yang terbuka…. ‘logo penguin’ hehe

5. Block Black Sites permanently

Memang godaan dari dunia sangatlah banyak. Dan arus ‘deras’ dari informasi seluruh dunia tidak dapat kita hindarkan… jangan sampai kita ter’seret’. Bagaimana caranya? Panduan berikut saya berikan untuk pengguna ‘jendela’. File yang digunakan adalah hosts dapat didownload disini. Caranya adalah:

· Buka explorer anda

· Copy file yang sudah anda download di atas (file hosts)

· Masuk directory c:\WINDOWS\system32\drivers\etc\

· Kemudian paste file (hosts) ke directory etc

· Muncul dialog replace existing file -> yes

6. Gunakan program pihak ketiga untuk membantu proteksi dokumen atau file anda

Gunakan program2 yang sudah terpercaya untuk mengamankan dokumen2 anda seperti Lockfolder atau yang lain

7. Pilihlah software yang anda install

Tidak menutup kemungkinan computer anda diserang bukan dari luar namun dari dalam. Dalam kasus ini bisa terjadi jika program yang digunakan adalah program ‘piracy/pembajakan’. Sehingga berhati-hatilah jika akan menginstall program.

Di akhir tulisan ini…jika anda bingung program apa saja yang aman berikut adalah daftarnya (tersedia dalam installer linux dan win***)

Open office (untuk office)

Gimp (untuk graphic)

Inkscape (untuk vector)

Ekiga (untuk video conf)

Firefox, chrome (untuk browsing)

Kmplayer (untuk pemutar music dan video)

Read more!

Senin, 18 Oktober 2010

Getaran dalam Hentakan Gelora Keimanan

“Padahal sejarah tak pernah dibangun kecuali oleh tangan dan hati orang-orang yang yakin” (KH. Rahmat Abdullah)
*****************************************
Laki-laki itu diam, tak mampu menjawab pertanyaan. Mulutnya seakan terkunci manakala pertanyaan-pertanyaan itu meluncur deras menuntut penjelasan dan jawaban dari dirinya.
“Aina tadzhab?”. Kemana kanda kan pergi? Lirih suara wanita itu bertanya,
“Wa tatrukuna bi hadzal waadi?” dan kanda akan meninggalkan kami di lembah yang sunyi dan tak berpenghuni ini?
“Alladzi laysa bihi anisun wala syai-un” yang tiada tanaman tumbuh dan yang tak ada apa-apanya ini…
Sunyi, senyap, tak ada jawaban dari laki-laki itu terhadap pertanyaan dari wanita tersebut. Wajah wanita tersebut tampak pias diiringi rasa kekhawatiran yang juga diliputi rasa ketakutan dan kecemasan yang tak terperikan.
Setelah itu dia sadar bahwa ternyata laki-laki yang ditanyai hendak meninggalkan dirinya bersama anaknya yang masih perlu disusui itu. Lelaki yang ditanya pun rupanya tetap membisu dan tak sepatah jua menjawab, bahkan terus melangkah menuju ontanya untuk segera pergi jauh. Wanita ini terus mengejar, berlarian tersungkur-sungkur sambil menggendong bayinya mengikuti laki-laki tersebut dari belakang sambil bertanya ulang:
“Apa maksud kanda meninggalkan kami di tempat yang gersang dan sunyi ini?”
Keringat terus membasahi tubuh, air mata mencurah bebas,. Akan tetapi laki-laki tersebut tetap saja bungkam diam seribu bahasa. Akhirnya, terlontar kalimat dari mulut wanita ini:
“AfalloHu amaroka bihadza?” Apakah ini perintah Alloh?
Akhirnya dengan suara yang sedikit tertahan lelaki tersebut dapat menjawab dengan tenang dan singkat:
“Na’am” benar..
Wanita mulia ini lantas meneruskan dialognya:
“Lantas, kepada siapa kami harus mengadukan segala kebutuhan kami?”
Lelaki tersebut menjawab dengan tenang:
“Kepada Alloh pastinya..”
Mendengar jawaban ini, Wanita ini tertegun sejenak, seolah-olah tersentak oleh keputusan hakim yang tak terelakkan lagi. Akhirnya dengan tenang dan penuh pasrah, berkatalah wanita agung ini dengan nada pilu:
“Jika ini kehendak Alloh, maka Ia takkan pernah menyia-nyiakan iman dan amal kami..”
*****************************************
Kisah Nabi Ibrohim a.s. bersama istrinya Ibunda Hajar dan anaknya Isma’il a.s. yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas ra yang terjadi puluhan abad yang lalu ini terasa begitu pilu dan menggetarkan jiwa kita. Bagaimana tidak, apa yang dilakukan Nabi Ibrohim a.s. sungguh sangatlah tidak manusiawi menurut takaran nalar dan logika manusia. Meninggalkan istri bersama anak yang dicintainya dalam sebuah lembah yang gersang, kering, dan tak berpenghuni. Tapi Nabi Ibrohim pun menyadari, ini bukanlah kehendaknya melainkan kehendak dari AlloH SWT.
Kisah di atas memberikan memberikan kita kesaksian dan pembelajaran bagaimana ketegaran seorang peyakin sejati dalam memenuhi segala titah dan perintah dari Robbnya. Di sisi yang lain, keyakinan dan kesabaran yang dicontohkan ibunda Hajar sangatlah heroik sehingga seolah-olah terlalu “berat” untuk kita jadikan panutan. Jadilah ia seorang wanita agung pendamping “pahlawan”nya yang begitu setia dan tegar, bahkan harus melewati batas kesukaan, kenyamanan dan kesenangan dalam dirinya. Tidak mudah memang menjadi pendamping Rosul yang berpredikat “ulul ‘azmi”. Karena acap kali harus bersikap di balik keterhijaban hikmah atau bersiaga sekaligus tegar atas segala ketetapan Alloh yang berlaku baik atas dirinya maupun untuk “pahlawan”nya.
Belum lagi, kisah perjuangan Ibunda Hajar yang mencari sumber mata air dari shofa ke marwah untuk minum bagi putranya tercinta, Ismail a.s. di mana ia harus berlari kecil sebanyak tujuh kali diantara kedua bukit tersebut, ditemani rasa putus asa dan kelelahan yang begitu luar biasa dalam upayanya untuk menghilangkan dahaga putra tercintanya. SubhanalloH, lagi-lagi kita ditakjubkan dengan perjuangan dan pengorbanan syang dicontohkan oleh ibunda Hajar.
Dan tentu, yang paling menggetarkan sekaligus paling mengharukan ketika Nabi Ibrohim a.s. diperintahkan untuk menyembelih putera kesayangannya yang masih belia, Isma’il a.s. seperti yang tersurat dalam firman AlloH SWT di surah ash-shoffaat ayat 102-111. AlloHu Akbar!! Hati siapa yang takkan hancur, jantung siapa yang takkan bergetar, membaca peristiwa sejarah yang sangat menguras emosi dan air mata ini. Inilah potret keluarga para peyakin sejati. Kemuliaan mereka terletak pada bagaimana mereka merespon apa yang menjadi perintah dari AlloH SWT sekalipun harus berkorban rasa dan jiwa di antara mereka. Sehingga amatlah wajar ketika dalam rukun ibadah haji, hampir semuanya merupakan napak tilas dari apa yang telah dialami oleh keluarga Nabi Ibrohim a.s. Dan tidak mengherankan pula tatkala dalam setiap sholawat dalam tasyahud kita terselip kalimat, “kamaa shollayTa ‘alaa Ibrohim, wa ‘alaa aali Ibrohim” dan “kama barokTa ‘alaa Ibrohim, wa ‘alaa aali Ibrohim” mendampingi sholawat dan salam atas junjungan kita, Baginda RosululloH, Muhammad saw.
Rangkaian peristiwa yang menyejarah di atas tentu memberikan banyak pembelajaran (‘ibroh) bagi kita. Selain mengajarkan kita tentang arti pengorbanan, ternyata kisah ini menjelaskan bahwa sejarah dimulai dari keimanan yang kuat, kokoh, dan mengakar dari para peyakin sejati yang menjadi aktor/pelaku sejarah. Pada kondisi yang paling kritis dan dilematis, Nabi Ibrohim dan istrinya mampu untuk mengambil keputusan yang “terbaik”. Siapa yang menyangka, lembah yang awalnya gersang dan tak berpenghuni tersebut ternyata setelah lebih dari 2500 tahun, ia hadir kembali membuat sejarah tatkala Muhammad al-amin diangkat menjadi nabi. Dari lembah itulah yang dikemudian hari berubah nama menjadi jazirah arab. Dari lembah yang terisolasi dari peradaban itu pula ternyata Isma’il beranak pinak sehingga membentuk sebuah kabilah bernama Jurhum, yang merupakan cikal bakal bangsa arab bermula.
Lembah tersebut bukan hanya menghadirkan sebuah desain demografi baru, bahasa baru, dan kafilah ataupun bangsa yang baru, tapi ia merupakan mata rantai penyambung silsilah kenabian yang dikemudian hari melahirkan penutup para Nabi, Muhammad saw. Selanjutnya, hadirlah cikal bakal peradaban dunia baru yang mewarnai langit sejarah kehidupan manusia hingga saat ini melalui teladan dan junjungan kita, Rosululloh, Muhammad saw. Kalau saja Nabi Ibrohim tidak menjalankan apa yang menjadi titah Robbnya, ataupun Ibunda Hajar enggan menerima apa yang menjadi keputusan suaminya dan ketetapan Tuhannya, maka mungkin sejarah tidak akan hadir dari lembah gersang yang kering, tandus dan tak berpenghuni tersebut. Tapi hentakan gelora keimanan mereka ternyata mampu mengalahkan getaran-getaran kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran yang sangat manusiawi dalam diri mereka.
Begitulah keimanan, kadang ia harus menghadirkan getaran-getaran yang sulit dipahami oleh jiwa. Tak jarang, ia juga menyisakan ruang tanya besar dalam benak dan alam pikiran manusia atas apa yang menjadi konsekuensi dari keimanan tersebut. Di sinilah letak ujian keimanan itu, kita dituntut untuk menghadirkan ketenangan dan keyakinan dalam realitas yang secara kasat mata sulit untuk dipahami apalagi dinikmati oleh jiwa kita. Kegelisahan mungkin hadir di awal ujian keimanan tersebut, akan tetapi ketenangan segera menutupi rasa kegelisahan mereka karena ada hentakan dan gelora iman yang membuat mereka kuat, tegar, dan sabar atas ujian tersebut.
Disadari atau tidak, setiap diri memiliki peluang dalam menorehkan sejarah emas dalam kehidupan ini. Hanya saja, tidak semua mata manusia mampu untuk menangkap peluang tersebut , karena memang tidak semua mampu dan siap dalam menjalani lakon kehidupan yang dapat menyejarah bagi kehidupan kita.
Tak jarang, kita kurang menyadari bahwasannya dari skenario yang telah Alloh susun ternyata merencanakan dan menjadikan kita bagian dari aktor/pelaku sejarah tersebut. Karena memang skenario AlloH yang direncanakan, pada awalnya seolah-olah tampak absurd dalam tataran nalar dan logika kita. Hanya saja, rangkaian waktu yang kita lewati pada akhirnya mengantarkan kita pada fakta sejarah di balik apa yang menjadi rencana dan kehendak AlloH. Disinilah perbedaan sekaligus keistimewaan (imtiyaz) dari para peyakin sejati dalam merespon dan menjalani segala alur/script lakon kehidupan yang akan menyejarah.
Bercermin dari kisah para tauladan kita, maka bagi para peyakin sejati kesulitan, kesusahan, maupun kesukaran yang kita hadapi dalam hidup ini tidak lebih hanya sebagai anak tangga dalam menaiki jenjang/level keimanan yang lebih tinggi. Bisa jadi ujian tersebut hanya merupakan gerbang pembuka dari rahmat dan kasih sayang AlloH atas diri kita manakala kita tetap tsabat dan teguh atas segala perintahNya. Atau ujian tersebut hadir sebagai anak kunci bagi kita dalam menguak gerbang sejarah kehidupan kita yang memang telah AlloH rencanakan tanpa sepengetahuan kita.
Terlebih bagi para kafilah da’wah, yang telah mengikrarkan diri untuk menapaki jalan yang penuh ujian dan cobaan ini. Jangan sampai kesulitan yang ada, cemoohan dari orang-orang yang dengki terhadap kebaikan, ataupun sahabat-sahabat perjuangan yang mulai kurang hangat dan terkadang membuat luka pada diri ini, membuat langkah kita terhenti dari menapaki jalan ini. Tidak!! Sekali-kali Tidak!! Karena kita berada di kafilah ini bukan untuk mendapatkan penghargaan dari sesama manusia. Kita menapaki jalan ini bukan karena ingin mendapat kemudahan dan keringanan. Kita bergabung dalam gerbong kereta da’wah ini murni ingin mendapatkan keridhoan dan keberkahan dari AlloH SWT. Oleh karena itu, sebanyak apapun kerja-kerja da’wah kita, maka jangan sampai ia terlepas dari visi asasi kita dalam kehidupan ini. Yaitu mencari keridhoan AlloH semata.
Getaran yang kita rasakan dalam gelora dan hentakan keimanan, harus kita maknai sebagai upaya peneguhan kita dalam perjuangan. Getaran yang akan menghapus kegelisahan dan menghadirkan ketenangan. Getaran yang akan menghadirkan kekuatan setelah muncul ketakutan dan kecemasan. Dalam balutan gelora keimanan, langkah kaki ini akan terus menapaki setiap jengkal dari perjalanan menuju visi kehidupan yang abadi. Walaupun perjalanan ini panjang dan melelahkan, tapi kita harus yakin bahwa di ujung perjalanan ini ada secercah cahaya yang cerah dan terang benderang serta siap mewarnai peradaban dunia.
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَـٰنً۬ا مَّعَ إِيمَـٰنِہِمۡ
“Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)
HadanalloHu waiyyakum ajma’in
WalloHu’am bish-showab.. (ZQ)

Bacan, 16 Oktober 2010, 22.30 WIT
Read more!

Kamis, 14 Oktober 2010

Cara install linux ubuntu pada monitor yang Out of range a.k.a jadul

Beberapa waktu lalu penulis disibukkan dengan permintaan untuk instalasi dari sebuah sistem operasi open source kita sebut saja linux ubuntu. Namun setelah boot cd dibuat dan cd berputar terdapat masalah yaitu tiba-tiba komputer yang akan diinstall tiba2 langsung Out Of range. Hal ini memang sangat jarang terjadi di kehidupan sekarang, namun sebagai sistem operasi yang terbuka untuk manusia harus bisa digunakan bagaimanapun kondisi komputernya selama komputer itu tidak dalam “kondisi mati”.
Berikut adalah beberapa tips yang sudah digunakan penulis untuk menginstall pada komputer dengan layar monitor yang out of range
Step 1 (instalasi ubuntu alternate):
  1. Download linux ubuntu alternate dari alamat ini disini
  2. Kemudian setelah download dari cd alternative ini (sebelumnya ada yang bertanya kenapa harus saya download yang alternate? Karena ubuntu yang alternate lebih ringan dalam menginstall hanya dibutuhkan ram 256 mb). Setelah cd alternate ter-download sekarang burn ke cd dengan software yang sudah ada (bisa dengan nero atau alcohol120% atau brasero)
  3. Setelah itu install linux melalui cd alternate
  4. Setelah terinstall bagi yang belum bisa untuk menginstall lewat alternate bisa comment (panduan belum sempat saya buat)
  5. Jika saat masuk melalui login dari alternate masih out of range maka coba edit dengan script ini. Bisa di download disini
Step 2 (setting xorg.conf dari flashdisk):
  1. File yang terdownload adalah xorg.conf dimana file tersebut dapat digunakan untuk me-replace dari file yang secara default dibuat oleh instalasi alternate pada “etc/X11/xorg.conf”
  2. Copy kan file xorg.conf ke flash disk anda
  3. Cara untuk masuk login awal pilihlah menu “start using terminal mode” atau pilihan ketiga dari menu boot di awal
  4. Setelah terpilih maka akan ada pilihan “drop to terminal”
  5. Setelah terpiliha maka anda bisa masuk menjadi super user di terminal ketik sudo su :
  6. Setelah menjadi super user maka buatlah direktory baru di /media
  7. Dalam hal ini saya membuat direktory flashku dengan script “mkdir flashku”
  8. Kemudian mount flash disk anda ke direktory flashku “mount /dev/usb0 /media/flashku”
  9. Setelah ter-mount maka anda bisa membuka direktory flash disk dengan “cd /media/flashku”
  10. Dan didalam flashdisk anda carilah file xorg.conf dengan cara “dir”
  11. Jika sudah ditemukan maka anda bisa mereplace file xorg hasil instalasi dengan file dari flasdisk dengan “cp –R xorg.conf /etc/X11/”
Dan setelah step2 di atas dilakasanakan monitor lama sudah bisa digunakan untuk menikmati ubuntu desktop... selamat mencoba. (x_ohard)
“KEEP MOVING FORWARD”
Mks,14 Oktober 2010, 11:21 WITA

Read more!