Oleh : Ustad M. Yamril Fahrudin
(59)فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا لشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّ |
(60)إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا |
Q.S. Maryam: 59. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
Q.S. Maryam: 60. kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,
Pada Surat Maryam di atas ada dua golongan dari manusia, yaitu golongan yang pertama yaitu orang yang menyianyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Sedangkan golongan kedua adalah mereka yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh yang akan masuk ke dalam surga.
Menarik untuk menjadi perhatian kita semua. Dari hasil mutaba'ah kita setiap pekannya bagaimana hasil dari bacaan kita, shalat kita, shaum (puasa) kita apakah meningkat, stagnan atau bahkan menurun?. Para ulama terdahulu mereka tidak mengevaluasi dua hari saja dan dimana dalam dua hari itu tidak meningkat maka termasuk dalam golongan yang ada dalam ayat maryam 59 yaitu fasaufa yal qouna ghayya yaitu termasuk orang atau golongan yang merugi.
Dalam hal ini yang termasuk dalam kategori ittaba'usyahawaat (memperturutkan hawa nafsu) yaitu menempatkan diri kita untuk lebih enak dengan kondisi yang ada. sebagai contoh jika kita terbiasa untuk melakukan shalat dhuha yang hanya dua rakaat dan setelah dua rakaat kita merasa enak (dalam hal ini anda ingin segera untuk melakukan aktifitas lain seperti kantor atau berdagang) maka yang seperti ini termasuk dalam kategori ittaba'usyahawaat. Bagaimana supaya kita tidak termasuk ke dalam golongan ini? ulama berpendapat bahwa kita harus menambahkan dua rakaat lagi dari shalat dhuha kita, supaya menghindari tadi apa itu yang disebut dengan memperturutkan hawa nafsu. contoh lain jika anda shalat malam dua rakaat dan ditambah satu rakaat witir, dalam hal ini jika dalam melaksakan shalat malam anda merasa ingin sekali cepat selesai maka lebih baik anda menambahkan lagi dua rakaat, supaya hawa nafsu untuk mengenakkan diri kita ditekan dengan menambahkan sedikit beban kepada aktifitas yang kita lakukan.
Seorang rasul Muhammad yang beliau sudah maksum selalu menghindarkan diri dari memperturutkan hawa nafsu. Beliau bisa saja tidur di kasur yang empuk, namun Beliau lebih memilih untuk tidur beralaskan pelepah kurma. Beliau bisa saja pergi kemanapun dengan naik kereta namun beliau lebih memilih jalan kaki untuk mendakwahkan Islam. Beliau bisa saja makan kenyang namun Rasulullah rela untuk mengganjal perut sewaktu perang khandaq untuk menahan lapar bersama sahabat yang lain. Subhanallah, dari contoh ini Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk menghindari sedikit meng-enakkan tubuh kita. Ada yang mengatakan bahwa saat kita diberikan dua pilihan dimana satu enak sedangkan yang lain tidak enak, kita diharapkan untuk memilih yang tidak enak supaya tidak ada Nafsu yang berturut kepada pilihan kita. Sebuah anekdot yang mengatakan bahwa kita dan nabi hanya Berbeda Sedikit semoga bisa menambah renungan anda: Nabi itu sedikit makan, namun kita sedikit-sedikit makan | Nabi itu sedikit tidur, namun kita sedikit-sedikit tidur | Kita itu sedikit kerja, namun Nabi sedikit-sedikit kerja | Kita itu sedikit ibadah, namun Nabi sedikit-sedikit ibadah
Sedangkan golongan yang termasuk ke dalam menyia-nyiakan shalat yaitu baik mereka yang menyia-nyiakan jumlah ataupun menyi-anyiakan waktu dari shalat. waktu shalat itu dibagi dua yaitu awal waktu dan akhir. tentunya para ulama terdahulu selalu dalam kondisi melaksanakan ibadah Shalat di awal waktu, sedang saat tertinggal rakaat saja ada shahabat yang men-iqob / menghukum diri dengan bersedekah atau dengan ibadah yang lain. Begitu pentingnya Shalat di mata para shahabat sehingga mereka sangat menjaga ibadah yang merupakan rukun Islam yang kedua ini. Karena melakukan ibadah, berbuat baik merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Allah menghitung sebagai sebuah syukur bagi hambanya meski dia belum melakukan apa-apa, namun hambanya menyadari bahwa kehidupan, udara dan segala hal yang diberikan ini merupakan pemberian dari Allah. Dan Allah dengan sifat Maha Pengampunnya selalu memberikan Maaf kepada mereka yang bertaubat dan dengan taubatnya itu sang hamba sudah dimasukkan ke dalam sebuah bentuk syukur (subhanallah). Dan tentunya orang-orang yang bertaubah seperti telah disebutkan dalam surat Maryam ayat ke 60 termasuk orang-orang yang akan masuk surga.
Oleh karena itu: semoga kita di tahun 2012 ini mari kita ber-azzam untuk lebih meningkatkan kualitas serta kuantitas dari ibadah kita, menambah yang masih kurang, yang sudah bagus dipertahankan. karena satu golongan saja yang beruntung yaitu orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus kita persiapkan supaya lebih baik lagi dari hari ini. wallahu a'lam bisshawab. wa 'afwaminkum
Read more!